Mungkin sebagian dari kita tahu apa itu PBL,
tapi mungkin sebagian juga tidak demikian. Untuk itu mari kita ulas mengenai
PBL dan mengapa kedokteran Indonesia menerapkan system pembelajaran tersebut.
Tentu
semua proses belajar mengajar bertujuan untuk mendidik agar seseorang yang
merupakan pemula bisa memiliki pengetahuan lebih dari biasanya bahkan menjadi
ahli dalam bidang itu. Pada awalnya di Indonesia diterapkan system pembelajaran
konvensional. Kelemahan dari system belajar ini adalah karena berdasarkan
metode pedagogis (pedagogical model). Pedagogis adalah seni dan ilmu dalam
mengajar anak kecil (Berdasarkan asumsi belajar mengajar antara abad 7-12 di
Monastic School of Europe). Sedangkan kurikulum konvensional secara menyeluruh
mulai diterapkan pada abad ke 12. Lantas apa yang salah dengan kurikulum ini?
Kurikulum konvensional menerapkan system belajar:
a. Teacher centered : berpusat pada pengajar
b. Subject based : berdasarkan pemahaman sendiri
c. Fragmented : terpecah-pecah, materi pembelajaran tidak saling
berkaitan
d. Unsystematic : tidak sistematis
e. Late clinical exposure : pemaparan atau perkenalan dengan
klinis yang terlambat
Lalu apa bedanya dengan metode PBL?
PBL menerapkan system belajar:
a. Student Learner Centered : berpusat pada pembelajar
b. Integrated : terintegrasi, materi tergabung dalam satu masalah sehingga tidak
terpecah-pecah
c. Problem based : belajar berdasarkan masalah yang ada
d. Community based : bekerja secara berkelompok
e. Early clinical exposure (elective): pemaparan klinis lebih awal
f. Self directed learning (Systematic)
: pembelajaran yang diarahkan dalam satu tujuan (mandiri)
System belajar pada metode PBL ini disingkat menjadi SPICES ( Student centered, Problem based, Integrated,
Community based, Early clinical Exposure dan Self directed learning).
Definisi
PBL menurut para ahli :
a. an active learning stimulated by, and focused
round a clinical, community or scientific problem (Davis and Harden, 1995)
b. Students work on the problem
which is explicitly used to get students themselves to identify and search for
the knowledge, that they need to obtain in order to approach the problem (Ross,
1991)
c. instructional
method characterized by the use of patient problems as a context for students
to learn problem-solving skills and acquire knowledge about the basic and
clinical sciences (Albanese and Mitchel, 1993)
d. Metode belajar
yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru
(Suradijono, 2004)
e. Problem based learning is away of
contructing and teaching course using problem as a stimulus and focus on
student activity (Boud and Felleti, 1991)
Jadi kesimpulannya, PBL adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada
mahasiswa.
Sejarah
penggunaan metode PBL
Program
inovatif PBL pertama kali diperkenalkan oleh Faculty of Health Sciences of
McMaster University di Kanada pada tahun 1966. Yang menjadi ciri khas dari
pelaksanaan PBL di mcmaster adalah filosofi pendidikan yang berorientasi pada
masyarakat, terfokus pada manusia, melalui pendekatan antar cabang ilmu
pengetahuan dan belajar berdasar masalah.
Kemudian
pada tahun 1976, Maastricht Faculty of Medicine di Belanda menyusul sebagai
institusi pendidikan kedokteran kedua yang mengadopsi PBL. Kekhasan pelaksanaan
PBL di Maastrich terletak pada konsep tes kemajuan (progress test) dan
pengenalan keterampilan medik sejak awal dimulainya program pendidikan. Dalam
perkembangannya, PBL telah diadopsi baik secara keseluruhan atau sebagian oleh
banyak fakultas kedokteran di dunia.
Ciri PBL antara lain:
a. Tanggungjawab
belajar mahasiswa lebih besar
b. Partisipasi
belajar mahasiswa lebih besar
c. Keaktifan
mahasiswa adalah syarat utama
Keuntungan
menggunakan metode PBL:
a.
Pembelajaran berpusat pada mahasiswa
b. Kompetensi
umum
c. motivasi
d. Belajar
lebih mendalam
e. Pendekatan
yang membangun bagi mahasiswa
f.
Pembelajaran aktif, meningkatkan pemahaman dan ingatan serta membangun
kemampuan belajar selamanya ( Life long learner)
g. Siswa bisa membangun kemampuan umum dan
sikap layak untuk dipraktekkan di masa mendatang
Selain memiliki keuntungan, PBL juga memiliki kerugian antara lain:
a. Dalam
diskusi dosen tidak mengajar. Mahasiswa menyampaikan pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri sehingga
dapat menemukan pemecahan masalah sehingga bagi sebagian siswa PBL itu sulit dan
bahkan membuat frustasi
b. Memerlukan
tenaga pengajar lebih banyak baik pembimbing untuk diskusi kelompok maupun
pembimbing siswa dalam mengakses internet maupun perpustakaan
c. Memerlukan peran siswa yang lebih aktif
sehingga dapat menemukan sumber informasi yang relevan dan berguna
Sistem belajar dengan menggunakan
metode PBL sangat cocok untuk diaplikasikan pada kurikulum kedokteran Indonesia
pada saat ini yaitu KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang juga memiliki
prinsip untuk menerapkan student centered dan integrated. Dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini diharapkan dengan perpaduan
antara KBK dan metode PBL akan menghasilkan dokter yang lebih kompetitif, lebih
professional dan kompeten serta menjadi life long learner.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar