Minggu, 18 September 2011

PBL Dalam Kurikulum Kedokteran Indonesia


Mungkin sebagian dari kita tahu apa itu PBL, tapi mungkin sebagian juga tidak demikian. Untuk itu mari kita ulas mengenai PBL dan mengapa kedokteran Indonesia menerapkan system pembelajaran tersebut.
Tentu semua proses belajar mengajar bertujuan untuk mendidik agar seseorang yang merupakan pemula bisa memiliki pengetahuan lebih dari biasanya bahkan menjadi ahli dalam bidang itu. Pada awalnya di Indonesia diterapkan system pembelajaran konvensional. Kelemahan dari system belajar ini adalah karena berdasarkan metode pedagogis (pedagogical model). Pedagogis adalah seni dan ilmu dalam mengajar anak kecil (Berdasarkan asumsi belajar mengajar antara abad 7-12 di Monastic School of Europe). Sedangkan kurikulum konvensional secara menyeluruh mulai diterapkan pada abad ke 12. Lantas apa yang salah dengan kurikulum ini? Kurikulum konvensional menerapkan system belajar:
a. Teacher centered : berpusat pada pengajar
b. Subject based : berdasarkan pemahaman sendiri
c. Fragmented : terpecah-pecah, materi pembelajaran tidak saling berkaitan
d. Unsystematic : tidak sistematis
e. Late clinical exposure : pemaparan atau perkenalan dengan klinis yang terlambat

Lalu apa bedanya dengan metode PBL? PBL menerapkan system belajar:
a. Student Learner Centered : berpusat pada pembelajar
b. Integrated : terintegrasi, materi  tergabung dalam satu masalah sehingga tidak terpecah-pecah
c. Problem based : belajar berdasarkan masalah yang ada
d. Community based : bekerja secara berkelompok
e. Early clinical exposure (elective): pemaparan klinis lebih awal
f. Self directed learning (Systematic) : pembelajaran yang diarahkan dalam satu tujuan (mandiri)

System belajar pada metode PBL ini disingkat menjadi SPICES ( Student centered, Problem based, Integrated, Community based, Early clinical Exposure dan Self directed learning).
Definisi PBL menurut para ahli :
a. an active learning stimulated by, and focused round a clinical, community or scientific problem (Davis and Harden, 1995)
b. Students work on the problem which is explicitly used to get students themselves to identify and search for the knowledge, that they need to obtain in order to approach the problem (Ross, 1991)
c. instructional method characterized by the use of patient problems as a context for students to learn problem-solving skills and acquire knowledge about the basic and clinical sciences (Albanese and Mitchel, 1993)
d. Metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan  baru (Suradijono, 2004)
e. Problem based learning is away of contructing and teaching course using problem as a stimulus and focus on student activity (Boud and Felleti, 1991)
Jadi kesimpulannya, PBL adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. 

Sejarah penggunaan metode PBL
Program inovatif PBL pertama kali diperkenalkan oleh Faculty of Health Sciences of McMaster University di Kanada pada tahun 1966. Yang menjadi ciri khas dari pelaksanaan PBL di mcmaster adalah filosofi pendidikan yang berorientasi pada masyarakat, terfokus pada manusia, melalui pendekatan antar cabang ilmu pengetahuan dan belajar berdasar masalah.
Kemudian pada tahun 1976, Maastricht Faculty of Medicine di Belanda menyusul sebagai institusi pendidikan kedokteran kedua yang mengadopsi PBL. Kekhasan pelaksanaan PBL di Maastrich terletak pada konsep tes kemajuan (progress test) dan pengenalan keterampilan medik sejak awal dimulainya program pendidikan. Dalam perkembangannya, PBL telah diadopsi baik secara keseluruhan atau sebagian oleh banyak fakultas kedokteran di dunia. 

Ciri PBL antara lain:
a. Tanggungjawab belajar mahasiswa lebih besar
b. Partisipasi belajar mahasiswa lebih besar
c. Keaktifan mahasiswa adalah syarat utama

         Keuntungan menggunakan metode PBL:
a. Pembelajaran berpusat pada mahasiswa
b. Kompetensi umum
c. motivasi
d. Belajar lebih mendalam
e. Pendekatan yang membangun bagi mahasiswa
f. Pembelajaran aktif, meningkatkan pemahaman dan ingatan serta membangun kemampuan belajar selamanya ( Life long learner)
g. Siswa bisa membangun kemampuan umum dan sikap layak untuk dipraktekkan di masa mendatang 

Selain memiliki keuntungan, PBL juga memiliki kerugian antara lain:
a. Dalam diskusi dosen tidak mengajar. Mahasiswa menyampaikan pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri sehingga dapat menemukan pemecahan masalah sehingga bagi sebagian siswa PBL itu sulit dan bahkan membuat frustasi
b. Memerlukan tenaga pengajar lebih banyak baik pembimbing untuk diskusi kelompok maupun     pembimbing siswa dalam mengakses internet maupun perpustakaan
c.  Memerlukan peran siswa yang lebih aktif sehingga dapat menemukan sumber informasi yang relevan dan berguna

Sistem belajar dengan menggunakan metode PBL sangat cocok untuk diaplikasikan pada kurikulum kedokteran Indonesia pada saat ini yaitu KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang juga memiliki prinsip untuk menerapkan student centered dan integrated. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini diharapkan dengan perpaduan antara KBK dan metode PBL akan menghasilkan dokter yang lebih kompetitif, lebih professional dan kompeten serta menjadi life long learner.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar