Pastinya setiap orang pernah
mengalami urtikaria atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan biduran. Kalau di daerah
Lombok, tempat tinggal saya, penyakit ini dikenal dengan nama “Bitil” atau
kalau yang lebih parah dan lama waktunya disebut “tiwang”. Sebenarnya apa sih
penyebab dan gimana penyakit ini bisa timbul ? yuuuuk, kita bahas aja…..
Penyakit biduran atau dalam
bahasa medis disebut Urtikaria itu adalah suatu penyakit kulit reaktif. Reaktif disini maksudnya, penyakit itu bereaksi kalau
ada aksi, seperti hukum newton III yang menyatakan aksi = reaksi. Jadi, penyakit kulit urtikaria ini termasuk
penyakit kulit allergy (dalam
bidang dermatology).
Urtikaria ini adalah nama penyakit dengan tanda khasnya adalah urtika. Urtika
itu adalah suatu ujud kelainan kulit
(UKK) dimana timbulnya cepat akan tetapi hilangnya bisa cepat ataupun lambat.
Mekanisme terjadinya penyakit ini disebabkan oleh masuknya allergen (zat
atau bahan pemicu allergy) sehingga memacu
sel mast untuk degranulasi, dimana salah satu mediator yang terpenting dari sel mast itu adalah histamine, histamine
ini akan berpengaruh pada pembuluh
darah di dermal sehingga terjadi
vasodilatasi (melebar) karena vasodilatasi gambaran di kulit tampak
sebagai eritem (memerah). Kemudian karena adanya vasodilatasi, sel-sel endotel
pada dinding pembuluh darah di dermal itu menjadi meregang.
Sehingga Cairan yang ada dalam pembuluh
darah keluar (peristiwa keluarnya cairan dari dalam pembuluh darah ini disebut ekstravasasi), nah kalo cairan ini keluar maka akan mengisi ruangan antar sel di
jaringan dermal. Cairan dari pembuluh darah yang ekstravasasi ini akan mengisi
ruang-ruang di antara dermal
(kulit) dan terjadilah oedema
interseluler.
Jadi kita sudah tau bahwa dengan adanya 2 proses yang pertama vasodilatasi gambaran
kulit menjadi eritem dan yang kedua dengan ekstravasasi akan terjadi oedema inter
seluler, kemudian titik tangkap
histamine tadi yang berasal dari degranulasi sel mast itu akan memacu sel merkel dan akhiran serabut saraf bebas pada epidermis
itu memberikan sensasi gatal.
Sehingga urtika itu mencakup tiga
komponen ini (pertama ada
eritem, kedua oedema interseluler, dan yang ketiga pruritus/gatal).
Jadi dalam urtika ada 3 komponen yang menjadi satu
yaitu eritem, oedema dan gatal. Tiga komponen tersebut tidak dapat dipisahkan.
Sehingga jika teman-teman mengalami penyakit dengan 3 tanda tesebut maka dapat
dipastikan penyakit itu adalah urtikaria.
Nah, setelah tau mekanisme terjadinya urtikaria, maka
kita bahas yuk apa aja penyebab terjadinya penyakit ini. Penyebab terjadinya urtikaria antara lain :
1. Makanan
Makanan yang paling sering menyebabkan urtikaria
adalah makanan yang mengandung protein,
kalo tidak ada protein tidak bisa terjadi urtikaria. Jadi nggak ada orang yang
gatel karena sayur, atau urtikaria karena sayur tidak ditemukan. Jadi makanan yang
mengandung protein yang tentunya makanan disini mengakibatkan terjadinya urtikaria
misalnya makanan laut (seafood)
kenapa seafood bisa
menyebabkan urtika??? karena di dalam seafood apalagi yang
tidak fresh itu banyak mengandung
histidin, histidin ini merupakan calon
atau precursor untuk diubah
menjadi histamine sehingga inilah yang menyebabkan orang sering gatal.
Contoh yang lain itu kacang, kacang itu kadar proteinnya tinggi dan secara otomatis mengandung
allergen yang mengakibatkan gatal-gatal kalau dikonsumsi. Contoh lain lagi itu
ada daging, telur (bisa putih telur bisa juga kuning telur).
2. Infeksi
Infeksi ini merupakan vocal untuk terjadinya urtikaria, misalnya yang biasa terjadi pada
anak-anak ketika terserang demam karena infeksi bakteri. Hal ini bisa
menimbulkan urtikaria. Contoh yang lain adalah gigi yang karies dentis (gigi yang berlubang) juga bisa menjadi gatal/urtika.
3. Mikro-organisme
Mikroorganisme ini sangat berhubungan dengan
terjadinya urtikaria. Contohnya telur cacing, yang menyebabkan sel darah putih
khususnya eusinofil menjadi aktif dan melepaskan granulanya (granula itu
bintik-bintik di cairan selnya dan mengandung histamine). Granula ini untuk
membunuh parasit yang masuk ke dalam tubuh. Riwayat mengkonsumsi obat cacing
juga harus ditanyakan pada penderita urtikaria.
4. Inhalasi debu atau pollen
Penderita
urtikaria sangat peka terhadap debu. Dari pengamatan dan dari buku-buku
penunjang (EBM/Evidence Based Medicine) mengatakan bahwa hamper 100% penderita
urtikaria kalau di test pasti alergi terhadap debu terutama tungau debu rumah.
Jadi di dalam kamar kita yang penuh koleksi mulai dari
kasur, baju bekas, Koran, tumpukan bahan-bahan kuliah, sepatu, kaos kaki yang
tidak pernah dicuci, nah itu akan menumpuk menjadi debu dikamar dan juga merupakan tempat huni tungau debu rumah/dermatoptoides pterenisinus.
Lalu bagaimana solusinya???
Ya pastinya rajin membersihkan alat-alat dalam rumah yang
bisa menjadi tempat bersarangnya tungau debu rumah.
Pollen di Negara kita tidak banyak, hanya sering ditemukan di tempat penggilingan padi. Biasanya
ketika padi digiling, serbuknya berterbangan kemana-mana. Sehingga bagi orang
yang
alergi dan menghirup pollen
tersebut maka akan terjadi alergi/biduran/urtikaria/kaligata.
Hal ini juga terkait dengan kadar polusi udara disuatu tempat. Karena udara
yang kotor mudah menyebabkan serangan asma dan urtikaria yang merupakan satu
golongan dengan asma (mengapa satu golongan? insyaallah akan dijelaskan pada
post berikutnya).
5. stress fisik & psikis
Stress fisik itu misalnya kalau terlalu capek dan tidur
terlalu malam. Sedangkan kalau stress psikis adalah kalau banyak pikiran.
6. Faktor genetik (atopik).
Jadi atopic ini diwariskan oleh orang tua. Jika banyak
faktor alergi yang diturunkan, maka kemungkinan anaknya mengalami alergi pun
semakin besar. Entah itu alergi dalam bentuk asma, urtikaria, rhinitis dll.