Sabtu, 29 Oktober 2011

Mengenal Lebih Jauh Urtikaria atau "Biduran" part 1

Pastinya setiap orang pernah mengalami urtikaria atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan biduran. Kalau di daerah Lombok, tempat tinggal saya, penyakit ini dikenal dengan nama “Bitil” atau kalau yang lebih parah dan lama waktunya disebut “tiwang”. Sebenarnya apa sih penyebab dan gimana penyakit ini bisa timbul ? yuuuuk, kita bahas aja…..

Penyakit biduran atau dalam bahasa medis disebut Urtikaria itu adalah suatu penyakit kulit reaktif. Reaktif disini maksudnya, penyakit itu bereaksi kalau ada aksi, seperti  hukum newton III yang menyatakan aksi = reaksi. Jadi, penyakit kulit urtikaria ini termasuk penyakit kulit allergy (dalam bidang dermatology).

Urtikaria ini adalah nama penyakit dengan tanda khasnya adalah urtika. Urtika itu adalah suatu ujud kelainan kulit (UKK) dimana timbulnya cepat akan tetapi hilangnya bisa cepat ataupun lambat.

Mekanisme terjadinya penyakit ini disebabkan oleh masuknya allergen (zat atau bahan pemicu allergy) sehingga memacu sel mast untuk degranulasi, dimana salah satu mediator yang terpenting dari sel mast itu adalah histamine, histamine ini akan berpengaruh pada pembuluh darah di dermal sehingga terjadi vasodilatasi (melebar) karena vasodilatasi gambaran di kulit tampak sebagai eritem (memerah). Kemudian karena adanya vasodilatasi, sel-sel endotel pada dinding pembuluh darah di dermal itu menjadi meregang. Sehingga  Cairan yang ada dalam pembuluh darah keluar (peristiwa keluarnya cairan dari dalam pembuluh darah ini disebut ekstravasasi), nah kalo cairan ini keluar maka akan mengisi ruangan antar sel di jaringan dermal. Cairan dari pembuluh darah yang ekstravasasi ini akan mengisi ruang-ruang di antara dermal (kulit) dan terjadilah oedema interseluler.

Jadi kita sudah tau bahwa dengan adanya 2 proses yang pertama vasodilatasi gambaran kulit menjadi eritem dan yang kedua dengan ekstravasasi akan terjadi oedema inter seluler, kemudian titik tangkap histamine tadi yang berasal dari degranulasi sel mast itu akan memacu sel merkel dan akhiran serabut saraf bebas pada epidermis itu memberikan sensasi gatal. Sehingga urtika itu mencakup tiga komponen ini (pertama ada eritem, kedua oedema interseluler, dan yang ketiga pruritus/gatal).

Jadi dalam urtika ada 3 komponen yang menjadi satu yaitu eritem, oedema dan gatal. Tiga komponen tersebut tidak dapat dipisahkan. Sehingga jika teman-teman mengalami penyakit dengan 3 tanda tesebut maka dapat dipastikan penyakit itu adalah urtikaria.

Nah, setelah tau mekanisme terjadinya urtikaria, maka kita bahas yuk apa aja penyebab terjadinya penyakit ini. Penyebab terjadinya urtikaria antara lain :

1. Makanan
Makanan yang paling sering menyebabkan urtikaria adalah makanan yang mengandung protein, kalo tidak ada protein tidak bisa terjadi urtikaria. Jadi nggak ada orang yang gatel karena sayur, atau urtikaria karena sayur tidak ditemukan. Jadi makanan yang mengandung protein yang tentunya makanan disini mengakibatkan terjadinya urtikaria misalnya makanan laut (seafood) 

kenapa seafood bisa menyebabkan urtika??? karena di dalam seafood apalagi yang tidak fresh itu banyak mengandung histidin, histidin ini merupakan calon atau precursor untuk diubah menjadi histamine sehingga inilah yang menyebabkan orang sering gatal.

Contoh yang lain itu kacang, kacang itu kadar proteinnya tinggi dan secara otomatis mengandung allergen yang mengakibatkan gatal-gatal kalau dikonsumsi. Contoh lain lagi itu ada daging, telur (bisa putih telur bisa juga kuning telur). 

2. Infeksi
Infeksi ini merupakan vocal untuk terjadinya urtikaria, misalnya yang biasa terjadi pada anak-anak ketika terserang demam karena infeksi bakteri. Hal ini bisa menimbulkan urtikaria. Contoh yang lain adalah gigi yang karies dentis (gigi yang berlubang) juga bisa menjadi gatal/urtika.

3. Mikro-organisme
Mikroorganisme ini sangat berhubungan dengan terjadinya urtikaria. Contohnya telur cacing, yang menyebabkan sel darah putih khususnya eusinofil menjadi aktif dan melepaskan granulanya (granula itu bintik-bintik di cairan selnya dan mengandung histamine). Granula ini untuk membunuh parasit yang masuk ke dalam tubuh. Riwayat mengkonsumsi obat cacing juga harus ditanyakan pada penderita urtikaria.

4. Inhalasi debu atau pollen
Penderita urtikaria sangat peka terhadap debu. Dari pengamatan dan dari buku-buku penunjang (EBM/Evidence Based Medicine) mengatakan bahwa hamper 100% penderita urtikaria kalau di test pasti alergi terhadap debu terutama tungau debu rumah.

Jadi di dalam kamar kita yang penuh koleksi mulai dari kasur, baju bekas, Koran, tumpukan bahan-bahan kuliah, sepatu, kaos kaki yang tidak pernah dicuci, nah itu akan menumpuk menjadi debu dikamar dan juga merupakan tempat huni tungau debu rumah/dermatoptoides pterenisinus. 

Lalu bagaimana solusinya???
Ya pastinya rajin membersihkan alat-alat dalam rumah yang bisa menjadi tempat bersarangnya tungau debu rumah.  

Pollen di Negara kita tidak banyak, hanya sering ditemukan di tempat penggilingan padi. Biasanya ketika padi digiling, serbuknya berterbangan kemana-mana. Sehingga bagi orang yang alergi dan menghirup pollen tersebut maka akan terjadi alergi/biduran/urtikaria/kaligata. Hal ini juga terkait dengan kadar polusi udara disuatu tempat. Karena udara yang kotor mudah menyebabkan serangan asma dan urtikaria yang merupakan satu golongan dengan asma (mengapa satu golongan? insyaallah akan dijelaskan pada post berikutnya).

5. stress fisik & psikis
Stress fisik itu misalnya kalau terlalu capek dan tidur terlalu malam. Sedangkan kalau stress psikis adalah kalau banyak pikiran.

6. Faktor genetik (atopik).
Jadi atopic ini diwariskan oleh orang tua. Jika banyak faktor alergi yang diturunkan, maka kemungkinan anaknya mengalami alergi pun semakin besar. Entah itu alergi dalam bentuk asma, urtikaria, rhinitis dll.

Selasa, 18 Oktober 2011

Dampak Negatif Perkawinan Sedarah

      Tentu tidak aneh jika seseorang menikah dengan kerabat terdekat misalnya diambil contoh dengan sepupu. Untuk di Indonesia sendiri, masih banyak yang melakukan perkawinan tersebut dengan tujuan untuk mempererat tali kekeluargaan. Dalam keluarga kerajaan atau orang-orang kaya, hal itu lumrah dilakukan untuk menjaga keturunan, akan tetapi dibalik itu semua terdapat suatu hal negatif yang bisa membahayakan keturunannya. Mengapa demikian? Langsung saja ke TKP….
         Perkawinan sedarah atau berdekatan keluarga dalam bahasa medis disebut inbreeding (cosanguineus). Hal ini berlaku untuk 2 individu yang melakukan hubungan pernikahan dalam suatu keluarga atau dengan keluarga terdekat. Individu hasil dari inbdreeding disebut indbred. Sedangkan lawan dari Inbreeding adalah outbreeding (perkawinan random). Derajat keparahan inbreeding tergantung dengan tingkat kedekatan keluarga. Jadi, semakin dekat ikatan keluarga, semakin memperbesar kesempatan mendapat keturunan yang memiliki gen resesif (kemungkinan besar cacat).
      Semakin dekat hubungan keluarga, terdapat gen-gen penyusun individu yang semakin mirip. Nah, apabila dalam satu keluarga terdapat gen resesif (gen yang lemah), kemudian ada anggota keluarga yang melakukan perkawinan sedarah, maka kemungkinan besar persentase munculnya gen resesif semakin besar. Gen resesif muncul jikalau genotifnya homozigot (misalnya rr, kalau heterozigot misal Rr maka r resesif ditutupi R dominan).
Pengaruh inbreeding adalah :
- Kurangnya fraksi heterozigot secara keseluruhan (Hal itu dibuktikan G. Mendel pada percobaan tanaman kacang yang melakukan reproduksi sendiri).
- Maka fraksi homozigot akan bertambah ( pada manusia yang memiliki gen resesif homozigot menyebabkan banyak kelainan genetic dan kadang-kadang letal (mati)).
         Perkawinan terdekat dalam satu keluarga disebut incest, contohnya antara orang tua dan anak maupun saudara laki-laki dengan saudara perempuan. Akan tetapi incest tidak diperbolehkan dalam masyarakat Indonesia karena termasuk tabu dan dosa dalam agama kita (perkawinan ortu ma anak). Perkawinan incest hanya dilakukan pada zaman nabi yaitu antara saudara laki2 dan saudara perempuan.
Yang menjadi bahaya dalam melakukan inbreeding adalah pada faktor keturunan yang dihasilkan. Anak dari pasangan inbreeding memiliki resiko lebih besar dalam masalah kesehatan atau perkembangan dibandingkan dengan anak dari pasangan outbreeding.
Resiko inbreeding jika dipandang dari genetiknya :
  • Jika orang tua memiliki hubungan darah yang dekat maka ada kemungkinan orang tua membagikan gena    resesif mutan kepada keturunannya
  • Manusia mempunyai ± 30000 pasangan gena dalam setiap sel tubuh yang bertanggungjawab pada kesehatan umum & perkembangan.
  • Setiap orang membawa beberapa gena yang oleh suatu sebab dpt mengalami mutasi dan membahayakan karena secara tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan individu tsb. Gena normal biasanya mampu mengatasi gena mutan (jika gena mutan adalah resesif)
  • Pada umumnya 2 orang yang tidak mempunyai hubungan darah tidak mempunyai gena mutan yang sama, tidak seperti pada 2 orang yang mempunyai hubungan darah
  • Terjadi peningkatan resiko untuk membawa gena mutan berbahaya(merugikan) yang sama di antara 2 orang yang mempunyai hubunan darah.
  •  Kemungkinan untuk mempunyai anak cacat pada pasangan inbreeding lebih besar daripada yang outbreeding
  • Pada keturunan dari inbreeding  mempunyai resiko 30% kematian bayi atau menderita abnomalitas berat.
  • Retardasi mental tanpa kelainan fisik juga meningkat pada populasi inbreeding
  • Pada inbreeding sepupu dari keluarga tanpa sejarah kelainan genetic dalam keluarga, mempunyai resiko 2 kali lebih besar daripada yang outbreeding
  • Resiko total untuk munculnya abnormalitas bayi dari pasangan inbreeding sepupu adalah ± 5-6%
  • Pada umumnya kejadian peningkatan resiko tidak terjadi pada kelainan yang disebabkan oleh genaresesif X-linked atau autosomal dominan 
Test yang dapat dilakukan bagi pasangan inbreeding :
-      Pada keluarga dengan tanpa sejarah kelainan yang spesificàtidak ada test yang dapat memprediksi status untuk bayi yang akan dilahirkan, apakah mempunyai resiko menderita kelainan tsb atau tidak.
-    Jika dari keluarga yang menunjukkan adanya individu yang kelainan genetik, besarnya resiko tergantung pada pola keadaan inheritance pada keluarga tsb
-    Pada beberapa kelainan genetic seperti cystic fibrosis atau thalasemia, orang tua dapat ditest untuk melihat apakah mereka membawa gena mutan untuk kelainan ini. Resiko dari yang inbreeding lebih besar dari pada outbreeding.
-     Untuk kelainan genetic poligena maupun multifaktorial seperti spina bifida, beberapa bentuk congenital heart disease, terjadi peningktan resiko pada inbreeding (sulit untuk menghitungnya/ memperkirakan besarnya resiko tsb.)

      Kesimpulan, pada pasangan inbreeding memiliki kemungkinkan lebih besar untuk menurunkan gen resesif pada anak-anaknya. Apalagi pada pasangan yang memiliki gen resesif mutan (struktur DNA yang tidak normal), hal ini tentunya menyebabkan kecacatan pada keturunan yang dihasilkan bahkan dalam beberapa kasus gen resesif bisa menyebabkan letal (kematian pada individu yang memilikinya).

Fagositosis dan Inflamasi

FAGOSITOSIS ;
Bagaimana cara yang dilakukan sel-sel untuk mengetahui saat2 menelan(memfagosit)?
o Mendeteksi mikroba-mikroba dan/atau sel-sel yang rusak (mengenali polanya)
o Merespon sitokin (diproduksi dari sel-sel yang rusak dan sel-sel imun yang lain)
o Reseptor-reseptor komplemen

Apa yang terjadi pada fagositosis?
Neutrofil lebih kuat membunuh tapi mati dengan cepat. Makrofag2 bisa menyajikan antigen , memperkuat tanggapan kekebalan, dapat memperpanjang kegiatan sel oleh regenerasi lisosom. Keduanya bekerjasama pada respon inflamasi pada infeksi dan/atau bahaya Inflamasi dipicu oleh infeksi atau luka. Contoh misalnya peristiwa kaki kita tertusuk duri. Jadi kalau sekedar reaksi inflamasi tidak Apa-apa, tapi kalau kumannya membawa toksin tetanus bisa fatal akibatnya. Inflamasi bertujuan mengetahui ada kerusakan (dan responnya) memperbaiki kerusakan.

Secara umum “tanda cardinal inflamasi” berupa:
Bengkak, memerah, panas, nyeri/sakit, ganggguan fungsi (tumor,rubor,kalor,dolor,fungsio lesa).

Kenapa bengkak (Tumor)?
Ada sinyal kimia dikeluarkan dari jaringan yang rusak, neutrofil-neutrofil, monosit-monosit diundang ke dalam dan masuk ke jaringan, cairan juga masuk kedalam jaringan.

Kenapa memerah (Rubor)?
Mediator Kimia-kimia menyebabkan vasodilatasidinding pembuluh darah relaks; Sehingga lebih banyak darah (dan sekaligus lebih banyak sel darah) yang dapat dibawa ke tempat dimana terdapat inflamasi.

Kenapa panas (Kalor)?
Senyawa kimia merangsang “set point untuk naik (pirogen) Kenaikan suhu membunuh kuman2. Hal ini juga merangsang fagosit menjadi lebih aktif dan membentuk lebih banyak sel. Efek yang suhu yang semakin tinggi bisa menjadi sistemik (demam)

Kenapa nyeri (Dolor)?
Efek kimia serabut saraf bebas (reseptor-reseptor nyeri) Nyeri menghambat mobilitas ( bisa membantu melokakisasi luka). Radang bisa menyebabkan banyak “by stander damage” Idealnya, rusak dibatasi pada tempat cedera. Beberapa tempat lebih sensitif thd cedera daripada yang tempat yang lain. Kerusakan bisa menjadi sistemik (syok septik, karena infeksi darah: hilangnya volume darah, kerusakan jaringan, kelebihan
pembentukan bekuan). Tidak semua kematian sel menyebabkan inflamasi, seperti Apoptosis: kematian sel terprogram yang digunakan organisme multisel untuk membuang sel yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh. Umumnya terjadi seumur hidup dan sifatnya menguntungkan bagi tubuh.

Senin, 17 Oktober 2011

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan

Sebagai praktisi kesehatan sudah seharusnya kita belajar seumur hidup (life long learner), mengapa demikian? karena dari tahun ke tahun jenis-jenis terapi, penyakit maupun teknologi kesehatan semakin berkembang sehingga kita tidak boleh hanya memegang satu ilmu yang kita dapatkan di pendidikan akan tetapi harus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Belajar tentang pengetahuan kesehatan tidak hanya dari textbook melainkan bisa menggunakan jurnal, tentunya jurnal yang valid dan relevan. Yang terpenting untuk jurnal adalah masa berlakunya hanya 5 tahun, jadi jika lebih dari 5 tahun maka masih dipertanyakan kebenarannya (Apalagi kalo ada yg pake jurnal tahun 45 an,,,wuihhhh udah uzur). Sedangkan untuk textbook bisa digunakan selama 10 tahun. Berikut ini saya akan bagi-bagi tempat membaca atau download jurnal kesehatan terbaru. Biar teman-teman bisa menambah ilmu pengetahuan terbaru dan bisa juga sebagai referensi dan sumber kalau teman-teman mau membuat makalah, karya tulis ataupun penelitian....langsung aja cekidot:

1. Pubmed
Website favorit saya untuk mencari jurnal terbaru. Ntar kalo udah tersambung klik aja limit trus tandai pilihan jurnal yang anda inginkan misalnya yang gratis klik "Free Full Text". kemudian jangan lupa ketik judul jurnal yg anda inginkan. kemudian klik GO.... :)

2. NEJM
Berisi jurnal maupun video kesehatan. Berbeda dengan pubmed, nejm adalah web yang berasal dari Inggris. Disini anda bisa mendownload sebagian jurnal.

3. BMJ
Sama kayak nejm. web ini berisi jurnal-jurnal kesehatan internasional.

4. CDC
Berisi informasi dari Pusat Penyakit dan Infeksi di United States.

Website yang berisi jurnal-jurnal bidang kesehatan dan Kedokteran.

Website dari Amerika seperti pubmed, berisikan jurnal-jurnal kesehatan.

Website seperti Jama journal yang berisikan archive2 jurnal dari JAMA Journal.
Website dari WHO yang berisi buletin2 dan info2 kesehatan.

Berisi info2 tentang penelitian bidang kedokteran.

10. Biomed
Website kesehatan dari Singapura yang berisi review tentang kesehatan dan artikel.

Selain website diatas, ada juga website yang khusus berisikan masalah-masalah dan info terbaru tentang kesehatan yang tergantung pada bidang kajiannya, anatara lain :

Berisi informasi dalam bidang genetika

2. Cancer
Berisi segala informasi tentang kanker

Informasi tentang obat-obatan (bidang farmasi)

Segala hal tentang ilmu radiogi dapat ditemukan disini

5. Pacelf
Bidang parasitologi

Bidang parasitology juga

Berisi info dan textbook bidang kajian mikrobiologi

yang terpenting setelah mengetahui alamat web untuk jurnal-jurnal ini adalah menguasai bahasa inggris. Karena jurnal-jurnal yang terbaru pada saat ini kebanyakan adalah jurnal internasional yang berbahasa Inggris. Untuk jurnal yang berbahasa Indonesia jumlahnya sangat minim. Jadi kuasailah bahasa inggris agar jadi praktisi kesehatan yang tidak 'malu-maluin'...Semoga bisa bermanfaat untuk menambah info dan pengetahuan teman-teman semua ^_^


"FK UMY"

Sistem Imun


Pengenalan sistem imun
Kita semua tahu bahwa lingkungan sekitar kita tidak selalu baik buat tubuh kita. Jadi sejak kita menghirup udara, sejak kita makan, kita minum, semuanya mengandung ancaman bagi integritas tubuh kita. Kita sering melihat di kanan-kiri kita ada yang batuk, pilek, bahkan panuan. Di sini dibuktikan bahwa tubuh kita sangat rentan terhadap ancaman dari luar. Jadi konsep mahasiswa kedokteran selalu didahului dengan doa. Audzubillahiminassyaiton nirojiim…jadi segala sesuatu itu dari berangkat dari hal-hal yang bersifat spiritual, cara berfikir, hingga akhirnya mempengaruhi kondisi fisik.

Disini kita bisa membayangkan betapa Allah didalam menjaga tubuh ini dengan luar biasa. Sampai-sampai ada sistim kekebalan yang bersifat bawaan (innate).Jadi begitu kita lahir sudah disiapkan (take for granted). Ini merupakan garis terdepan dalam sistim kekebalan tubuh kita, tapi tidak spesifik misal air mata. Selain itu kulit juga sebagai sistim kekebalan tubuh.Ada juga lambung yang punya derajat keasaman yang tertinggi, dimana disitu makanan yang mengandung kuman bisa mati.

Jenis imunitas ada 2 :
1. Innate immunity (imunitas bawaan) : semua elemen yang kita miliki sejak lahir, selalu ada, hadir dengan cepat untuk melindungi, “front line defense / mekanisme pertahanan garis depan.
Non-spesifik, Permukaan tubuh (kulit, membran mukosa), Faktor2 kimia, Demam, Fagosit
dan komponen2 darah

2. Acquired immunity (imunitas yang didapat) : paparan secara kebetulan atau tidak sadar terhadap antigen, sistem imun memori, spesifik, prinsip vaksinasi, spesifik pada mekanisme antigen.  

Hal yang penting pada sistem imun :
1. Harus bisa membedakan antigen asing dari antigen asli (apa itu antigen?antigen adalah  substansi asing, biasanya protein atau kabohidrat, komponen sel)

2. Harus bisa mememori (respon awalnya lambat waktu diserang pertama kali, tapi diserangan selanjutnya lebih cepat mengenali ANTIGEN YANG SAMA). Jadi system pertahanan tubuh mengenali antigen, kalau sudah kenal  disimpan dalam memori. Tapi kalau dia lupa, memori terbatas, jadi tubuhnya dimakan sendiri (contoh : glomerulonefritis, artrithis, dll).

Kerja sistem imun :
1. Memfagosit dan membunuh sel yang asing / berbahaya.
2. Menandai antibodi untuk menyerang sel atau virus untuk dihancurkan
3. Sel sitotoksik - membunuh sel-sel yang berubah
4. Mengatur sistim imun


Sistim imun bekerja sebagai / pada :
1. Barrier / perintang : kulit, mukosa
2. Sirkulasi sel darah : lifosit
3. Sel jaringan tetap : mast sell (berperan sbg basofil)
4. sistim limfatik


Sel yang terlibat pada sistim imun :
1. Bergranula / granulosit :
Neutrofil : leukosit yang paling umum (50-70%), paling berpotensi memfagosit.
Eosinofil (2-4%) : kadang memfagosit, berperannya di respon alergi, infeksi parasit.
Basofil (0-1%) : banyak ditemukan  di jaringan (sel Mast), mengeluarkan molekul inflamasi.
2. Tidak bergranula / agranulosit :
Monosit(5-10%) : lebih banyak ditemukan di jaringan , mereka banyak dilepaskan ke darah dan bermigrasi ke jaringan dimana mereka akan menjadi makrofag. Secara fungsional, karena makrofag maka bersifat fagositik, juga membantu regulasi. Bekerja sebagai respon imun (“antigen presenting cell”- APC = sel dipercantik sedemikian rupa sehingga mudah dicerna). Juga sebagai sel dendrit – menghadirkan antigen pada limfositsupaya mudah mencerna.

Limfosit (20-40%) :
Sel B (bursa fabrisi) - membuat antibodi
Sel T - beberapa sitotoksik, beberapa peregulasi, permukaannya lebih halus dibandingkan sel B

Letak sel limfoid :
Di darah, jaringan, sistim limfatik, bisa diundang ke lokasi yang lerluka atau terinfeksi.

Sistem limfatik
Sistim limfatikberjalan pararel dari sistem sirkulasi, jadi siap menampung kotoran sehingga yang kembali ke darah sudah bersih.

Organ-organ limfe primer –dimana sel-sel limfe berkembang
1. Sumsum tulang (SEMUA sel darah)
2. Timus - T sel di sini dimatangkan (menjadi sitotoksik atau pembantu T sel)dan lalu disirkulasikan. Tapi kadang timus ini sendiri bermasalah, mungkin karena sibuk bekerja maka timus sendiri mengalami gangguan pertumbuhan selnya.

Organ limfoid sekunder :
Tujuan : menjaring antigen, selain itu juga me-mixed up toksik sehingga mudah dikenali oleh sel yang akan menghancurkan (limfosit). Hampir semua limfosit berada didekat jaringan ini.
1. Limfonodi – antigen “filter” dari limfe (makrofag, limfosit B & T)
2. Lien/limpa – antigen “filter” dari darah
3. Jaringan limfosit di mucosa, usus dan kulit

Pertahanan Innate :
Jika mereka “non-spesifik” maka bagaimana sebenarnya cara mereka diaktifkan dengan benar?
Barier : kulit
 -Antimikroba kimia
 -lisosim (pada kelenjarair mata dan saliva)
 -asam lambung
 -metabolit oksigen
 -flora normal“persaingan sehat” yang selalu ada didalam tubuh kita.

Kalau barriernya rusak/berlubang?
1. Membuat pola untuk sesuatu yang dianggap abnormal
2. Kerusakan jaringan
3. Struktur berhubungandengan bakteri (peptidoglikan,LPS, dll.)

Kalau sel-sel pertahanan tubuh dirasa tidak mencukupi maka ada mekanisme lain yaitu dengan mengerahkan protein yang dinamakan “Komplemen protein” – sirkulasi di darah. Secara normal tidak aktif, tapi menjadi aktif kalau berikatan dengan antigen, atau kompleks antigenantibodi.

Apa yg selanjutnya terjadi? Reaksi yang berseri, menghasilkan : Antigen rusak, Inflamasi, enhanced phagocytosis of antigen. Dengan adanya mekanisme ini penghancuran antigen ini menjadi lebih efektif.

"Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Yogyakarta"

Jaringan Epitelium

JARINGAN DASAR TUBUH

Sebagian besar sel di dalam tubuh berkelompok saling terkait/berhubungan melalui matriks ekstraseluler  kemudian membentuk suatu jaringan.
Setiap jaringan memiliki kekhasan  untuk fungsi tertentu dan mempunyai pola organisasi  yang spesifik.
Tubuh manusia terdiri atas 4 jaringan dasar,
1. Jaringan epithelium (textus epithelialis)
2. Jaringan ikat (textus connectivus)
3. Jaringan otot (textus muscularis)
4. Jaringan saraf (textus nervosus).

JARINGAN EPITHELIUM
1. Pengertian
Jaringan Epithelium adalah jaringan yang tersusun oleh sekelompok sel  yang  terikat erat satu dengan lainnya secara komplek dalam arah aposisi membentuk lembaran, dapat tersusun selapis sel maupun  beberapa lapis sel yang saling tumpang tindih. 
A. Komponen penyususn jaringan epithelium.
    1. sel (epitheliocytus)
    2. substansia interselularis.
       Jaringaan epithelium sangat sedikit mengandung substansi intraselular, sel-
       selnya  saling melekat erat via junctional spesifik
B. Jaringan epithel  2 macam,
      1. Sebagai jaringan pelapis yang melapisi permukaan internal tubuh
      2. Sebagai kelenjar.
C. Fungsi jaringan epithelium,
      1. Proteksi terhadap  jaringan  yang dilapisi dari abrasi dan jejas
      2. Transport transsellular molekul menembus lapisan epithelium
      3. Sekresi mucus, hormon, dan enzym.
      4. Absorbsi material dari lumen (tractus digestorius, tubulus renalis).
      5. Kontrol terhadap  jalannya material diantara compartment tubuh melalui
          selective permeability  dari junctional intersellular yang berada diantara
          jaringan  epithelium.
      6. Sensasi via kuntum pengecap, retina dan sel rambut spesifik di telinga.
D. Metaplasia.
Jika jaringan epithelium terpapar oleh kondisi lingkungan secara kontinyu, jaringan   dapat mengalami perubahan bentuk (metaplasia). Epithelium pseudostratificatum pada  bronchus respiratorius jika terpapar asap rokok secara kronis dapat berubah menjadi epithelium stratificatum squamosum. 
E. Regenerasi.
Jaringan epithelium selalu mengadakan regenerasi sel, epitheliocytus yang terletak di bagian basal berbatasan dengan membrana basalis secara kontinyu melakukan mitosis  untuk mengganti sel-sel yang rusak.
F. Avascular.
Pembuluh darah di jaringan ikat di bawah epithelium sangat jarang ada yang menembus membrana basalis  masuk ke jaringan epithelium. Nutrient bagi   epitheliocytus diperoleh secara diffusi.
G. Derivat.
Jaringan epithelium berasal dari lembaran embryo, ectoderm (epithelium pada kulit, glandula sudorifera) mesoderm (epithelium pada saluran genital, melapisi dinding pemblh darah) entoderm. (epithelium pada tractus gastrointestinalis). Epithelium yang melapisi dinding pembuluh darah dan body cavities disebut  endothelium merupakan epithelium squamosum simplex.

2. Klasifikasi Jaringan Epithelium.
Jaringan epithelium diklasifikasikan berdasarkan atas Jumlah lapisan sel yang menyusun  jaringan epithel
Epithelium simpleks, memiliki 1 lapisan sel
Epithelium stratificatum, memiliki 2 lapisan atau lebih.
Epitheliumpseudostratificatum, semua sel menempel pada membrana basalis, tetapi tidak semuanya sampai di permukaan (lumen). Letak inti tidak sama tingginya sehingga memberi kesan seakan berlapis- lapis. Bentuk sel yang berada di permukaan, berbatasan dengan lumen,
 a). Squamous , bentuk sel pipih seperti sisik ikan.
 b). Cuboid, bentuk sel seperti kubus, intinya bulat.
 c). Columnar, bentuk sel poligonal panjang seperti tiang.

3.  Bentuk  epithelium spesifik berdasarkan kriteria jumlah lapisan dan betuk sel permukaan.
a). Epithelium simplex squamosum, terdiri atas satu lapis sel dengan sel penyususun berbentuk pipih. Epithelium diding pembuluh darah.
b). Epithelium simplex quboideum, terdiri atas 1 lapis sel yang berbentuk seperti kubus dengan inti bulat di tengan. Epithelium pada tubulus renalis
c). Epithelium simplex columnare, terdiri atas selapis sel yang berbentuk panjang poligonal seperti tiang. Epithelium yang melapisi dinding intestinum. Pada dinding intestinum, epithelium simplex columnare yang melapisi dinding   tersebut dilengkapi cilia (stereocilia). Dengan adanya silia tersebut bisa  menambah luas permukaan sehingga absorsi dapat lebih eficien 
d). Epithelium pseudostratificatum columnare, tersusun oleh satu lapis sel. Ada 2 macam sel yang menyususn jaringan epithelium pseudostratificatum, sel berbentuk columnare dengan inti berbentuk memanjang columnare dan mencapai permukaan ( lumen). Sel yang lain berbentuk cuboid rendah terletak diantara 2 sel columnare, sel ini tidak mencapai permukaan bebas (lumen). Di bagian superficial sel sering dilengkapi  dengan stereocilia. Contoh, epithelium yang melapisi ductus epididymidis. Stereocilia diduga dapat membantu gerakan spermatozoon menuju ductus deferens.
e). Epithelium stratificatum squamosum cornificatum, tersusun oleh beberapa lapis sel. Sel yang terletak di superficial berbentuk squamous (pipih) dan  mengalami cornificasi  sel-selnya mati membentuk scleroprotein keratin. Jenis epithelium ini terdapat di kulit telapak (kaki/tangan), berfungsi melindungi  kulit dari abrasi, infeksi dan kehilangan cairan tubuh.
f). Epithelium stratificatum squamosum noncornificatum, strukturnya sama seperti stratificatum squamosum  cornificatum, hanya berbeda dalam hal adanya cornificasi. Pada epithelium ini tidak terjadi cornificasi. Contoh, epithelium yang melapisi oesophagus, fungsinya mencegah terjadinya abrasi dan kehilangan air.
g). Epithelium stratificatum cuboideum, tersusun oleh 2 atau 3 lapis sel yang berbentuk cuboid, epithelium padakelenjar keringat.
h). Epithelium stratificatum columnare, tersusun oleh 2 – 3 lapis sel, sel di superficial berbentuk columnare yang kadang-kadang sel superficial dilengkapi dengan  cilia (stereocilia).
i). Epithelium transitionale, tersusun oleh beberapa lapis sel, sel di bagian superficial berbentuk membulat . Contoh, epithelium yang melapisis vesica urinaria. Jika vesica urinaria dalam keadaan kosong, sel di bagian superficial berbentuk membulat, jika vesica urinaria penuh berisi urine sel superficial  berubah bentuk menjadi pipih.



Sumber : FKIK UMY