Sabtu, 29 Oktober 2011

Mengenal Lebih Jauh Urtikaria atau "Biduran" part 1

Pastinya setiap orang pernah mengalami urtikaria atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan biduran. Kalau di daerah Lombok, tempat tinggal saya, penyakit ini dikenal dengan nama “Bitil” atau kalau yang lebih parah dan lama waktunya disebut “tiwang”. Sebenarnya apa sih penyebab dan gimana penyakit ini bisa timbul ? yuuuuk, kita bahas aja…..

Penyakit biduran atau dalam bahasa medis disebut Urtikaria itu adalah suatu penyakit kulit reaktif. Reaktif disini maksudnya, penyakit itu bereaksi kalau ada aksi, seperti  hukum newton III yang menyatakan aksi = reaksi. Jadi, penyakit kulit urtikaria ini termasuk penyakit kulit allergy (dalam bidang dermatology).

Urtikaria ini adalah nama penyakit dengan tanda khasnya adalah urtika. Urtika itu adalah suatu ujud kelainan kulit (UKK) dimana timbulnya cepat akan tetapi hilangnya bisa cepat ataupun lambat.

Mekanisme terjadinya penyakit ini disebabkan oleh masuknya allergen (zat atau bahan pemicu allergy) sehingga memacu sel mast untuk degranulasi, dimana salah satu mediator yang terpenting dari sel mast itu adalah histamine, histamine ini akan berpengaruh pada pembuluh darah di dermal sehingga terjadi vasodilatasi (melebar) karena vasodilatasi gambaran di kulit tampak sebagai eritem (memerah). Kemudian karena adanya vasodilatasi, sel-sel endotel pada dinding pembuluh darah di dermal itu menjadi meregang. Sehingga  Cairan yang ada dalam pembuluh darah keluar (peristiwa keluarnya cairan dari dalam pembuluh darah ini disebut ekstravasasi), nah kalo cairan ini keluar maka akan mengisi ruangan antar sel di jaringan dermal. Cairan dari pembuluh darah yang ekstravasasi ini akan mengisi ruang-ruang di antara dermal (kulit) dan terjadilah oedema interseluler.

Jadi kita sudah tau bahwa dengan adanya 2 proses yang pertama vasodilatasi gambaran kulit menjadi eritem dan yang kedua dengan ekstravasasi akan terjadi oedema inter seluler, kemudian titik tangkap histamine tadi yang berasal dari degranulasi sel mast itu akan memacu sel merkel dan akhiran serabut saraf bebas pada epidermis itu memberikan sensasi gatal. Sehingga urtika itu mencakup tiga komponen ini (pertama ada eritem, kedua oedema interseluler, dan yang ketiga pruritus/gatal).

Jadi dalam urtika ada 3 komponen yang menjadi satu yaitu eritem, oedema dan gatal. Tiga komponen tersebut tidak dapat dipisahkan. Sehingga jika teman-teman mengalami penyakit dengan 3 tanda tesebut maka dapat dipastikan penyakit itu adalah urtikaria.

Nah, setelah tau mekanisme terjadinya urtikaria, maka kita bahas yuk apa aja penyebab terjadinya penyakit ini. Penyebab terjadinya urtikaria antara lain :

1. Makanan
Makanan yang paling sering menyebabkan urtikaria adalah makanan yang mengandung protein, kalo tidak ada protein tidak bisa terjadi urtikaria. Jadi nggak ada orang yang gatel karena sayur, atau urtikaria karena sayur tidak ditemukan. Jadi makanan yang mengandung protein yang tentunya makanan disini mengakibatkan terjadinya urtikaria misalnya makanan laut (seafood) 

kenapa seafood bisa menyebabkan urtika??? karena di dalam seafood apalagi yang tidak fresh itu banyak mengandung histidin, histidin ini merupakan calon atau precursor untuk diubah menjadi histamine sehingga inilah yang menyebabkan orang sering gatal.

Contoh yang lain itu kacang, kacang itu kadar proteinnya tinggi dan secara otomatis mengandung allergen yang mengakibatkan gatal-gatal kalau dikonsumsi. Contoh lain lagi itu ada daging, telur (bisa putih telur bisa juga kuning telur). 

2. Infeksi
Infeksi ini merupakan vocal untuk terjadinya urtikaria, misalnya yang biasa terjadi pada anak-anak ketika terserang demam karena infeksi bakteri. Hal ini bisa menimbulkan urtikaria. Contoh yang lain adalah gigi yang karies dentis (gigi yang berlubang) juga bisa menjadi gatal/urtika.

3. Mikro-organisme
Mikroorganisme ini sangat berhubungan dengan terjadinya urtikaria. Contohnya telur cacing, yang menyebabkan sel darah putih khususnya eusinofil menjadi aktif dan melepaskan granulanya (granula itu bintik-bintik di cairan selnya dan mengandung histamine). Granula ini untuk membunuh parasit yang masuk ke dalam tubuh. Riwayat mengkonsumsi obat cacing juga harus ditanyakan pada penderita urtikaria.

4. Inhalasi debu atau pollen
Penderita urtikaria sangat peka terhadap debu. Dari pengamatan dan dari buku-buku penunjang (EBM/Evidence Based Medicine) mengatakan bahwa hamper 100% penderita urtikaria kalau di test pasti alergi terhadap debu terutama tungau debu rumah.

Jadi di dalam kamar kita yang penuh koleksi mulai dari kasur, baju bekas, Koran, tumpukan bahan-bahan kuliah, sepatu, kaos kaki yang tidak pernah dicuci, nah itu akan menumpuk menjadi debu dikamar dan juga merupakan tempat huni tungau debu rumah/dermatoptoides pterenisinus. 

Lalu bagaimana solusinya???
Ya pastinya rajin membersihkan alat-alat dalam rumah yang bisa menjadi tempat bersarangnya tungau debu rumah.  

Pollen di Negara kita tidak banyak, hanya sering ditemukan di tempat penggilingan padi. Biasanya ketika padi digiling, serbuknya berterbangan kemana-mana. Sehingga bagi orang yang alergi dan menghirup pollen tersebut maka akan terjadi alergi/biduran/urtikaria/kaligata. Hal ini juga terkait dengan kadar polusi udara disuatu tempat. Karena udara yang kotor mudah menyebabkan serangan asma dan urtikaria yang merupakan satu golongan dengan asma (mengapa satu golongan? insyaallah akan dijelaskan pada post berikutnya).

5. stress fisik & psikis
Stress fisik itu misalnya kalau terlalu capek dan tidur terlalu malam. Sedangkan kalau stress psikis adalah kalau banyak pikiran.

6. Faktor genetik (atopik).
Jadi atopic ini diwariskan oleh orang tua. Jika banyak faktor alergi yang diturunkan, maka kemungkinan anaknya mengalami alergi pun semakin besar. Entah itu alergi dalam bentuk asma, urtikaria, rhinitis dll.

1 komentar:

  1. Obat penawar rasa gatalnya :
    1. Berendam air hangat yg telah dicampur cuka.
    2. Balurkan sekujur badan dgn minyak pohon tehh / daun sereh / daun pisang / bunga lavender..

    Semoga bermanfaat

    BalasHapus