Senin, 19 September 2011

Kompetensi Dokter


Definisi
Kompetensi dokter menurut SK Mendiknas No. 045/U/2002 adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu.
Sedangkan menurut Epstein and Hundret (2002) Kemampuan professional adalah kebiasaan dan kebijaksanaan menggunakan komunikasi, pengetahuan, kemampuan teknik, memberi alasan klinis, emosi, menilai, serta merefleksikan dalam praktek sehari-hari untuk memperbaiki kesehatan pasien individu dan komunitas.
kompetensi adalah seperangkat komplek prilaku yang membangun komponen pengetahuan, psikomotor, efektif, sebagai individu yang berkompeten (Carraccio, 2002).
Tujuan Standar kompetensi Dokter
Dengan menguasai standar kompetensi tersebut profesi dokter akan mampu:
1. Mengerjakan tugas atau pekerjaan profesinya
2. Mengorganisasikan tugasnya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan
3. Segera tanggap dan tahu apa yang harus dilakukan bila mana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula
4. Menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah di bidang profesinya
5. Melaksanakan tugas dan kondisi yang berbeda
Manfaat standar kompetensi dokter
1. Semua dokter yang dihasilkan setiap FK akan memiliki kesetaraan dalam hal penguasaan kompetensi
2. Pelayanan kesehatan akan menjadi lebih baik
3. Dapat dipertanggung jawabkan ke masyarakat
4. Menjadi kriteria program akreditasi setiap FK
5. Untuk menggambarkan program profesi secara berkelanjutan
6. Merumuskan kompetensi dokter spesialis yang merupakan dari pendidikan dokter
7. Menilai kompetensi dokter lulusan luar negeri
Manfaat SKD bagi mahasiswa
Yaitu dapat digunakan oleh mahasiswa untuk mengarahkan proses belajarnya, karena mahasiswa mengetahui sejak awal kompetensi yang harus dikuasai di akhir pendidikan.
Susunan Standar Kompetensi dokter
1. Area Kompetensi
2. Daftar masalah, penyakit dan keterampilan klinik
a. Daftar masalah (keluhan/gejala) yang sering dijumpai baik individu ataupun komunitas
b. Daftar penyakit
   Merupakan penyakit-penyakit yang dipilih menurut beban penyakit yang timbul berdasarkan perkiraan data kesakitan, data kematian serta case fatality rate di Indonesia pada tingkat pelayanan primer, tingkat keseriusan problem yang ditimbulkan dan efeknya terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Dikelompokkan menurut system, organ dan tahapan usia. Pada setiap penyakit ditetapkan tingkat kemampuan yang diharapkan akan dicapai oleh mahasiswa di akhir pendidikan dokter.
c. Keterampilan klinis
Area kompetensi Dokter
1. AREA KOMUNIKASI EFEKTIF; mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal dengan pasien semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain.
2.AREA KETERAMPILAN KLINIS; melakukan prosedur klinis dalam menghadapi masalah kedokteran sesuai dengan kebutuhan pasien dan kewenangannya.
3. AREA LANDASAN ILMIAH ILMU KEDOKTERAN; mengidentifikasi, menjelaskan, dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran-kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.
4. AREA PENGELOLAAN MASALAH KESEHATAN : mengelola masalah kesehatan individu, keluarga, maupun masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
5. AREA PENGELOLAAN INFORMASI : mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer.
6. AREA MAWAS DIRI DAN PENGEMBANGAN DIRI : melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya; mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya; belajar sepanjang hayat; merencanakan, menerapkan, dan memantau perkembangan profesi secara sinambung.
7. AREA ETIKA, MORAL, MEDIKOLEGAL DAN PROFESIONALISME SERTA KESELAMATAN PASIEN : berprilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan; bermoral dan beretika serta memahami isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran; menerapkan program keselamatan pasien.
Dengan mengerti dan memahami area kompetensi dokter, diharapkan dokter bisa menjadi dokter yang professional dan kompeten serta menjadi Five Stars Doctor (WHO, 1996) :
1. Health care provider – sebagai pemberi pelayanan kesehatan
2. Decision maker – sebagai pengambil keputusan
3. Communicator – mampu berkomunikasi dengan baik
4. Community leader – pemimpin masyarakat
5. Manager - manajer

Minggu, 18 September 2011

PBL Dalam Kurikulum Kedokteran Indonesia


Mungkin sebagian dari kita tahu apa itu PBL, tapi mungkin sebagian juga tidak demikian. Untuk itu mari kita ulas mengenai PBL dan mengapa kedokteran Indonesia menerapkan system pembelajaran tersebut.
Tentu semua proses belajar mengajar bertujuan untuk mendidik agar seseorang yang merupakan pemula bisa memiliki pengetahuan lebih dari biasanya bahkan menjadi ahli dalam bidang itu. Pada awalnya di Indonesia diterapkan system pembelajaran konvensional. Kelemahan dari system belajar ini adalah karena berdasarkan metode pedagogis (pedagogical model). Pedagogis adalah seni dan ilmu dalam mengajar anak kecil (Berdasarkan asumsi belajar mengajar antara abad 7-12 di Monastic School of Europe). Sedangkan kurikulum konvensional secara menyeluruh mulai diterapkan pada abad ke 12. Lantas apa yang salah dengan kurikulum ini? Kurikulum konvensional menerapkan system belajar:
a. Teacher centered : berpusat pada pengajar
b. Subject based : berdasarkan pemahaman sendiri
c. Fragmented : terpecah-pecah, materi pembelajaran tidak saling berkaitan
d. Unsystematic : tidak sistematis
e. Late clinical exposure : pemaparan atau perkenalan dengan klinis yang terlambat

Lalu apa bedanya dengan metode PBL? PBL menerapkan system belajar:
a. Student Learner Centered : berpusat pada pembelajar
b. Integrated : terintegrasi, materi  tergabung dalam satu masalah sehingga tidak terpecah-pecah
c. Problem based : belajar berdasarkan masalah yang ada
d. Community based : bekerja secara berkelompok
e. Early clinical exposure (elective): pemaparan klinis lebih awal
f. Self directed learning (Systematic) : pembelajaran yang diarahkan dalam satu tujuan (mandiri)

System belajar pada metode PBL ini disingkat menjadi SPICES ( Student centered, Problem based, Integrated, Community based, Early clinical Exposure dan Self directed learning).
Definisi PBL menurut para ahli :
a. an active learning stimulated by, and focused round a clinical, community or scientific problem (Davis and Harden, 1995)
b. Students work on the problem which is explicitly used to get students themselves to identify and search for the knowledge, that they need to obtain in order to approach the problem (Ross, 1991)
c. instructional method characterized by the use of patient problems as a context for students to learn problem-solving skills and acquire knowledge about the basic and clinical sciences (Albanese and Mitchel, 1993)
d. Metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan  baru (Suradijono, 2004)
e. Problem based learning is away of contructing and teaching course using problem as a stimulus and focus on student activity (Boud and Felleti, 1991)
Jadi kesimpulannya, PBL adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. 

Sejarah penggunaan metode PBL
Program inovatif PBL pertama kali diperkenalkan oleh Faculty of Health Sciences of McMaster University di Kanada pada tahun 1966. Yang menjadi ciri khas dari pelaksanaan PBL di mcmaster adalah filosofi pendidikan yang berorientasi pada masyarakat, terfokus pada manusia, melalui pendekatan antar cabang ilmu pengetahuan dan belajar berdasar masalah.
Kemudian pada tahun 1976, Maastricht Faculty of Medicine di Belanda menyusul sebagai institusi pendidikan kedokteran kedua yang mengadopsi PBL. Kekhasan pelaksanaan PBL di Maastrich terletak pada konsep tes kemajuan (progress test) dan pengenalan keterampilan medik sejak awal dimulainya program pendidikan. Dalam perkembangannya, PBL telah diadopsi baik secara keseluruhan atau sebagian oleh banyak fakultas kedokteran di dunia. 

Ciri PBL antara lain:
a. Tanggungjawab belajar mahasiswa lebih besar
b. Partisipasi belajar mahasiswa lebih besar
c. Keaktifan mahasiswa adalah syarat utama

         Keuntungan menggunakan metode PBL:
a. Pembelajaran berpusat pada mahasiswa
b. Kompetensi umum
c. motivasi
d. Belajar lebih mendalam
e. Pendekatan yang membangun bagi mahasiswa
f. Pembelajaran aktif, meningkatkan pemahaman dan ingatan serta membangun kemampuan belajar selamanya ( Life long learner)
g. Siswa bisa membangun kemampuan umum dan sikap layak untuk dipraktekkan di masa mendatang 

Selain memiliki keuntungan, PBL juga memiliki kerugian antara lain:
a. Dalam diskusi dosen tidak mengajar. Mahasiswa menyampaikan pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri sehingga dapat menemukan pemecahan masalah sehingga bagi sebagian siswa PBL itu sulit dan bahkan membuat frustasi
b. Memerlukan tenaga pengajar lebih banyak baik pembimbing untuk diskusi kelompok maupun     pembimbing siswa dalam mengakses internet maupun perpustakaan
c.  Memerlukan peran siswa yang lebih aktif sehingga dapat menemukan sumber informasi yang relevan dan berguna

Sistem belajar dengan menggunakan metode PBL sangat cocok untuk diaplikasikan pada kurikulum kedokteran Indonesia pada saat ini yaitu KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang juga memiliki prinsip untuk menerapkan student centered dan integrated. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini diharapkan dengan perpaduan antara KBK dan metode PBL akan menghasilkan dokter yang lebih kompetitif, lebih professional dan kompeten serta menjadi life long learner.